Diksimu memeluk kebekuan

Kalau kita diberi kesempatan hidup sekali lagi, aku ingin dilahirkan sebagai ibumu. Agar aku bisa menyayangimu tanpa tepi, menemani mimpi - mimpi burukmu, dan mendekapmu ketika malam tiba dan dingin menjadi teman bermain kita. Aku ingin menjadi ibu yang tidak pernah kamu miliki, yang membantumu bangun ketika jatuh di pinggir jalan menuju rumah pohon yang kau bangun untuk bersembunyi. Mengajarimu membaca huruf-huruf yang saat ini kamu benci, menunjukkan padamu gugusan bintang yang saat ini kamu kira menertawakan kesendirianmu di pojok bumi. Aku ingin kamu tahu, bahwa selalu ada yang menyayangimu- aku-dan setiap debu angkasa yang mengaminkan doa-doa kita. Aku ingin kamu percaya bahwa Tuhan itu ada, dan kamu adalah wujud cintanya.

Aku ingin menjadi ibumu, yang bisa kamu jadikan tempat pulang setelah kamu dibuat pusing oleh matematika dan ajaran gurumu mengenai aljabar dan seluruh rumus-rumus yang membuatmu dilabeli bodoh nggak berguna. Padahal, kamu selalu pintar. Diksimu    memeluk    kebekuan di antara kita, menjadikanku jatuh cinta. Aku ingin menjadi ibumu yang saat penerimaan rapor semester akhir mengajakmu makan bakso bersama dan menertawakan total nilaimu yang selalu nomer satu dari bawah. Kurasa mereka hanya tidak mengerti, bahwa kamu bukan nya tidak bisa, tapi kamu hanya mencoba rendah diri dan memberi kesempatan pada lainnya.

Nanti aku akan menceritakan banyak kisah, terutama mengenai beragam kisah berakhir bahagia yang selama ini tidak mau kamu percaya. Dengan begitu, ketika Tuhan bertanya langsung padaku mengenai kesempatan kedua yang ia berikan, aku bisa mengatakan bahwa kamu telah bahagia dan hidup kita merepitisi letupan rona dan tawa. Yang penting kita selalu bersama, bedua saja tidak masalah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bayang-bayang Patah

Sântwana Sukaṃsa di Tengah Duḥkha Atiprāya