Untuk Mu Si Bulan Juli ke 7

 

pernahkah kau ada di titik di mana hidupmu begitu teratur, melakukan segala yang kamu mampu untuk mejadi 'seragam', berharap semua akan baik baik adanya, namun tetap merasa ada yang hilang ? seolah, ada satu kepingan puzzle yang tak juga melengkapi teka teki yang kau ciptakan sendiri.

semestaku sebelum tau datang adalah konstelasi yang sistematis; mengandung stagnasi yang konservatif. tapi sial nya saat itu  aku tidak tahu cara menghargai mentari yang membakar langit hingga kemerahan . aku tidak tahu caranya mencium wangi hujan yang membasahi bumi.

tidak sampai kau datang , kau menjadi seseorang yang memorak - morandakan jagat rayaku. Dengan cara yang termanis, kau memintaku untuk merasakan dan mensyukuri segala ha; yang cepat atau lambat aku tau euforia nya akan menghilang. maka dari itu izikan aku menulis untukmu, tentangmu meski aku tidak tahu apakah surat ini akan tiba di notifikasi ponselmu , atau hanya terdampar di bentangan ufuk.

izinkan aku mengabadikan perjalanan kita, agar aku tidak lupa bahwa suatu ketika di antara penjumpaan dan selamat tinggal , malam pernah di penuhi senyuman, senja pernah jadi bait puisi , hujan pernah mengantarkan kerinduan, dan tangan kita pernah bergandengan di antara perjuampaan dan selamat tinggal.

kita pernah sekuat tenaga berjuang menyatukan perbedaan, meski di akhiri kerelaan untuk menyerah. di antara perjumpaan dalam selamat tinggal , kau dan aku pernah menjadi kita.dalam lamunan ku berkata mungkin kau adalah malaikat yang sedang menyamar, diturunkan bersamaan dengan lusinan bom atom yang berhasil meledakkan dimensiku.

 sebelum kehadiran mu , hidupku selama ini sudah teramat teratur, dan aku tidak ingin secuil adegan perkenalan denganmu menjadi efek kupu kupu yang merusak banyak rencanaku di masa depan. percayalah aku sudah pernah bergumul dengan asmara, dan patah hati yang ditimbulkannya tidak berdampak baik .

jika sulit percaya silahkan ajukan saja pertanyaan muluk apapun itu pada jantungku yang berdebar saat tenggelam dalam senyumanmu (meski ku tau senyumanmu untuk saat itu hanyalah basa basi normatif) tumbuh harapan dalam hatiku; harap kelak dapat kutemui senyumanmu yang sesugguhnya . dan jika tidak berlebihan, akulah orang yang membuatmu tersenyum.

tapi kini aku paham bahwa perasaan untukmu hanyalah euforia sesaat yang akan hilang dalam hitungan hari, kau pernah hilang tahun itu dan kini semudah itu kau kembali menyeretku menjadi budakmu. lucu nya bayangan di cermin tertawa mengejekku "makan itu cinta!" kata nya puas . saat bertemu lagi dengan mu membuat ku mengerti ,cinta tidak pernah datang tiba tiba dia meyusup ke dalam urat nadimu, meledakkan jantungmu, lalu meninggalkanmu terbakar habis bersama banyang banyan nya, karena entah mau sejauh langit, atau sedekat langit langit , bagiku kau tetap bintang yang sulit ku gapai.

yang ku tahu aku tidak mahir mengejar, tapi aku tahu cara menunggumu. aku tidak mahir bekata kata tapi aku tau cara mendoakanmu. aku mengalah karena aku percaya . kalau kau memang untukku , sejauh apapun kakimu membawamu lari , jalan yang kau tempuh hanya akan membawamu kembali kepadaku 

dan untuk mu laki laki beejubah api , menetaplah ,jika ingin menetap, tapi jangan menetap sebagai tanda tanya, cukup  sebagai 'titik' pengembaraan, kau jernih di antara buram, dan jadi lah nyata di antara nanar. 

 

 

 

" cinta memang membuatmu bertekuk lutut, jika ia merendahkanmu tinggalkan , jika ia rela berlutut bersamamu jangan lepaskan"


 

 

Cipete

20/09/2021

ADH

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bayang-bayang Patah

Sântwana Sukaṃsa di Tengah Duḥkha Atiprāya

Diksimu memeluk kebekuan