Sudah Ku Persiapkan Jauh Jauh Hari.
meninggalkan atau di tinggalkan selalu memberikan efek samping dengan dosis yang bebeda beda bagi setiap penerima nya , di luar dari apapun penyebab nya , sejauh apapun kamu mempersiapkan se buah perpisahan pada akhir nya dia tetap datang dengan segala ketidak mampuan , lagi lagi berujung pada begitu banyak pertanyaan yang ingin sekali ku ketahui jawaban nya.
tentang mengapa jarak itu ada , apa penyebab nya , dan kapan ia datang mengapa aku tidak mengetahui nya , dan seribu pertanyaan menggebu yang siap menghujam dirimu karena membuat keputusan itu tanpa permisi terlebih dahulu .
sebaik apapun aku mempersiapkan kepergian mu bahkan sudah ku persiapkan dengan rapi , kepergian masih tetap memberikan efek samping yang kurang baik , karena di awali dengan intensitas kita yang lamban laun memudar membuatku harus cepat sadar bahwa ini waktu yang tepat untuk mengemas barang , dan mulai ber siap akan kepergian yang sebentar lagi akan datang.
cerita kali ini tentang dia yang sebetul nya kepergian nya sudah ku persiapkan saat pertama kali senyum nya ku lihat secara langsung tanpa perantara virtual (akhir nya), dia yang kala itu salah memesan minuman saat pertama kali kita bertemu , dia yang tidak bisa makan makanan yang terlalu pedas , dia yang terkadang suka menambahkan kecap di makanan nya , dan juga dia yang makan bubur tanpa di aduk nya hahaha
sebetul nya ingin sekali ku kenalkan sosok nya pada seluruh dunia ku , perihal sosok yang mampu membuat diri ini merasa seimbang lagi pada akhir nya , juga tentang sosok yang membuat diri ini setidak nya bisa memulai lagi untuk mempercayakan hari hari berat yang di laluin untuk bisa di ceritakan pada manusia lain , senang rasa nya punya tempat untuk berbagi kala itu .
dengan segala ketidak mungkinan yang kita jalin , yang dengan sadar dan kewarasan penuh ku sadari , tapi dengan begitu kerasa kepala nya tetap sosok nya yang ku pilih , bersembunyi di balik topeng "tak apa, ketidak mungkinan itu perlahan akan ku buat menjadi mungkin" mampu tidak mampu hal itu akan ku buat menjadi kenyataan
tapi kamu justru membuat jarak sebagai permulaan sebelum perpisahan itu sungguhan terjadi , menurut ku kamu bukan hanya sekedar egois dengan menjadikan jarak adalah sebuah permulaan untuk mengakhiri , tapi ternyata kamu juga tidak cukup dawasan untuk mengkomunikasikan perihal perasaan mu sendiri
tak ingin ketidak warasan ini menguras dalam pikiran ku mengganggu begitu banyak aktifitas ku , dan sepertinya kita sudah sama sama cukup dewasan untuk menyadari bahwa komunikasi yang komunikatif adalah hal penting untuk satu sama lain , lalu mulai ku beranikan diri untuk menayakan perihal sikap mu yang begitu ke kanak kanakan , bagaimana tidak kamu yang berkata seakan akan ingin terus terhubung dengan ku tapi ternyata kamu yang lebih dahulu mempersiapkan perpisahan ,di balik semua sekenario permainan kata kata mu , Hebat!
pertanyaan yang begitu menggebu di awal sekan akan lenyap bak di telan bumi , aku tidak ingin lagi mengetahui apa alasan mu untuk pergi saat awal pembicaraan kita di mulai dengan kalimat "kita tidak akan berhasil", seakan tidak bergairah untuk melanjutkan topik yang ku buat sendiri , tapi dari kalimat itu ku menyadari bahwa tidak akan ada sosok mu lagi , juga sudah tidak perlu lagi menunggu kabar mu masuk ke ponsel ku setiap waktu
namun ada satu persepsi mu yang cukup menggentayangi , perihal kamu yang beranggapan bahwa dirimu tidak penting , bagaimana bisa kamu menganggap dirimu demikian? dan kalau saja persepsi itu terlontar untuk ku tentu saja tidak akan ku benarkan , kamu cukup penting (bahkan tidak) kamu begitu penting , bahkan saat aku mengambil keputusan untuk menunggu mu dengan segala kemustahilan dan tanpa jaminan, juga mungkin akan banyak waktu yang terbuang , menunggumu tetap menjadi pilihan , tanpa paksaan dan tanpa keraguan .
tapi kembali lagi aku merasa, tidak semua hal harus ada jawaban nya , aku biarkan perpisahan kali ini menjadi misteri untuk ku sendiri , aku yakin memilih untuk menyudahi komunikasi yang terjalin beberapa bulan ini sudah kamu pikirkan dengan matang dan sudah dari jauh jauh hari , cukup jadi kan ini pelajaran , walau sebetul nya jika bisa memilih tidak ingin membiarkan mu pergi, tapi aku tidak punya banyak kekuatan karena setiap manusia punya hak untuk memilih, memilih dengan siapa dia rasa yang terbaik untuk diri nya sendiri.
aku memang tidak bisa mengendalikan perasaan orang lain dan juga perasaan mu tapi tenang paling tidak aku cukup hebat untuk mengendalikan perasaan ku sendiri . kalau pada akhir nya kamu sudah menemukan apa dan juga siapa yang sesungguh nya kamu cari , paling tidak untuk beberapa bulan ini terimakasih sudah pernah ada dengan sepenuh hati .
pamulang , 12/02/2022
ADH
Komentar
Posting Komentar