Postingan

Sântwana Sukaṃsa di Tengah Duḥkha Atiprāya

Di belantara hati yang pernah dilanda kepedihan teramat dalam, sebuah kisah cinta tumbuh subur di antara reruntuhan-reruntuhan kehidupan yang hancur. Sepasang kekasih ini, seperti bunga yang mekar di tengah padang gurun, menemukan keindahan di tengah-tengah penderitaan mereka yang terdalam. Awalnya, mereka adalah dua jiwa yang terpisah oleh peristiwa tragis, dihantui oleh bayang-bayang kesedihan. Namun, saat matahari terbenam, meraka membiarkan warna-warna senja merayap di langit, dan takdir yang membawa mereka bersama. Pertemuan mereka, seperti sebuah mukjizat, membangkitkan kembali harapan yang hampir padam di dalam hati mereka. Setiap langkah mereka bersama adalah sebuah peta yang menggambarkan perjalanan penyembuhan. Dalam pelukan satu sama lain, mereka menemukan kedamaian yang selama ini hilang, dan dalam setiap kata sayang yang diucapkan, terdengar lagu kebahagiaan yang melodi indahnya menyentuh hati. Luka-luka masa lalu mereka bukanlah batasan, melainkan panggung di mana cinta s

Bayang-bayang Patah

  Di balik redupnya senja, melekatlah kisah cinta yang tak berdaya, seakan-akan terkurung dalam kelamnya malam yang tak kunjung berakhir. Dua jiwa yang terikat dalam kebisuan, dihantui oleh rasa takut untuk menyuarakan kehadiran cinta yang terpendam begitu dalam.  Tatap mata yang seolah mencari jawaban, namun bibir yang terkunci erat. Hati-hati yang saling berdebar tak pernah berani mengekspresikan kerinduan yang menggunung. Seperti bunga yang layu tak bersentuhan oleh embun pagi, cinta ini layu dalam keheningan yang mengejek. Pada setiap senyuman yang terlukis di wajah, ada kepedihan yang tersembunyi dalam rerangkaian kata-kata yang tak terucap. Suara hujan yang gemuruh di luar jendela seakan membingkai kesedihan, menciptakan simfoni pilu yang mengiringi tiap getar perasaan yang tak tersuarakan. Cerita cinta ini adalah tentang kehilangan yang terasa begitu dalam, seolah-olah hati mereka telah menjadi saksi bisu dari pertemuan yang tak kunjung terwujud. Percikan-percikan rindu yang ter

Diksimu memeluk kebekuan

Kalau kita diberi kesempatan hidup sekali lagi, aku ingin dilahirkan sebagai ibumu . Agar aku bisa menyayangimu tanpa tepi, menemani mimpi - mimpi burukmu, dan mendekapmu ketika malam tiba dan dingin menjadi teman bermain kita. Aku ingin menjadi ibu yang tidak pernah kamu miliki, yang membantumu bangun ketika jatuh di pinggir jalan menuju rumah pohon yang kau bangun untuk bersembunyi. Mengajarimu membaca huruf-huruf yang saat ini kamu benci, menunjukkan padamu gugusan bintang yang saat ini kamu kira menertawakan kesendirianmu di pojok bumi. Aku ingin kamu tahu, bahwa selalu ada yang menyayangimu- aku-dan setiap debu angkasa yang mengaminkan doa-doa kita. Aku ingin kamu percaya bahwa Tuhan itu ada, dan kamu adalah wujud cintanya. Aku ingin menjadi ibumu, yang bisa kamu jadikan tempat pulang setelah kamu dibuat pusing oleh matematika dan ajaran gurumu mengenai aljabar dan seluruh rumus-rumus yang membuatmu dilabeli bodoh nggak berguna. Padahal, kamu selalu pintar. Diksimu    memeluk   

Sudah Ku Persiapkan Jauh Jauh Hari.

meninggalkan atau di tinggalkan selalu memberikan efek samping dengan dosis yang bebeda beda bagi setiap penerima nya , di luar dari apapun penyebab nya , sejauh apapun kamu mempersiapkan se buah perpisahan pada akhir nya dia tetap datang dengan segala ketidak mampuan  , lagi lagi berujung pada begitu banyak pertanyaan yang ingin sekali ku ketahui jawaban nya. tentang mengapa jarak itu ada , apa penyebab nya , dan kapan ia datang mengapa aku tidak mengetahui nya , dan seribu pertanyaan menggebu yang siap menghujam dirimu karena membuat keputusan itu tanpa permisi terlebih dahulu . sebaik apapun aku mempersiapkan kepergian mu bahkan sudah ku persiapkan dengan rapi , kepergian masih tetap memberikan efek samping yang kurang baik , karena  di awali dengan intensitas kita yang lamban laun  memudar membuatku harus cepat sadar bahwa ini waktu yang tepat untuk mengemas barang , dan mulai ber siap akan kepergian yang sebentar lagi akan datang.  cerita kali ini tentang dia yang sebetul nya kepe

topik nya agak berat (NIKAH)

Ok kali ini mari bercerita tentang topik yang belakangan ini mulai sering di pertanyaan sama ibu dan orang orang yang ada di sekitar gw, yeeep soal "nikah". Kenyataannya lahir dari seorang ibu yang luar biasa hebat yang memutuskan untuk menikah  (muda)  saat usianya baru 18 tahun, dan juga adik kandung dari seorang perempuan  yang memutuskan untuk menikah (muda)  begitu D3 nya selesai di usianya yang ke 22, Membuat usia 24 gue tahun ini menjadi sasaran bidik dari pertanyaan "kapan nikah" .  Ini lucu si sebetulnya, di tambah gue nggak bener bener punya seseorang yang bisa ngerti kalo nikah itu bukan perihal menerima atau meng-iyakan kan dengan mudah ajakan seseorang tanpa mengetahui dengan sangat baik sosok dirinya, terutama cara  bagaimana dia memberi makan amarahnya, buat gue itu penting banget karena nikah itu menggenapkan sebagian dari iman yang di lakukan seumur hidup tentu pilih partnernya nggak bisa cap cip cup. Nggak bisa  cuma karena si A yang naik mobil jen

Dua asing yang sempat saling

 salah satu hal yang paling menyedihkan yang harus kau lalui adalah bertemu dengan nya setiap hari , di berbagai tempat , dan di haruskan berpura pura seperti dia tidak pernah menjadi seseorang yang spesial di hati mu sebelum nya. berpura pura seperti tidak pernah saling kenal sebelum nya. seperti dua orang asing , yang padahal pernah mengetahui rahasia masing masing. seperti dua orang asing yang tidak pernah bertemu sapa sebelum nya, padahal pernah ada hari dimana kita berbincang seperti halnya dunia hanya milik berdua . seperti dua orang asing yang tidak pernah dekat sebelumnya , padahal wangi parfumnya adalah salah satu hal di dunia yang dulu paling kau puja. kalian berdua di paksa ber pura pura. saling menipu diri sendiri dengan mencoba terlihat siapa yang lebih bahagia, padahal kalian berdua diam diam tersiksa. saling merasa melepasnya itu lega. padahal rasa kalian masih sama. cipete 29 september 2021 ADH

Untuk Mu Si Bulan Juli ke 7

  pernahkah kau ada di titik di mana hidupmu begitu teratur, melakukan segala yang kamu mampu untuk mejadi 'seragam', berharap semua akan baik baik adanya, namun tetap merasa ada yang hilang ? seolah, ada satu kepingan puzzle yang tak juga melengkapi teka teki yang kau ciptakan sendiri. semestaku sebelum tau datang adalah konstelasi yang sistematis; mengandung stagnasi yang konservatif. tapi sial nya saat itu  aku tidak tahu cara menghargai mentari yang membakar langit hingga kemerahan . aku tidak tahu caranya mencium wangi hujan yang membasahi bumi. tidak sampai kau datang , kau menjadi seseorang yang memorak - morandakan jagat rayaku. Dengan cara yang termanis, kau memintaku untuk merasakan dan mensyukuri segala ha; yang cepat atau lambat aku tau euforia nya akan menghilang. maka dari itu izikan aku menulis untukmu, tentangmu meski aku tidak tahu apakah surat ini akan tiba di notifikasi ponselmu , atau hanya terdampar di bentangan ufuk. izinkan aku mengabadikan perjalanan ki